Laman

Rabu, 03 Juni 2015

Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata dasar “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang, tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.

Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1.    Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh :  Rini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Ani namanya. Ani tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Rini tercurahkan untuk Ani. Ia keluar kerja demi Ani, anak yang baru seorang itu. Ketika Ani sakit ; muntah-muntah disertai buang air. Rini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Ani ha
rus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Ani menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Rini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Rini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.

2.    Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan para peserta sebuah acara perlombaab  ketika akan mengetahui siapa yang
harus gugur dari perlombaan dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.

3.    Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu.

Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan

Cara yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
§  Pertama kita instropeksi diri, mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
§  Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah sehingga kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Dengan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
§  Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, sabar,tabah dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Allah adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil.

“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing.” (HR Muslim)
Kesepian
Kesepian berasal dari kata dasar sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, dan sebagainya. Kesepian adalah ketika perasaan dalam keadaan sepi atau hal sepi.

Contoh : Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.

Penyebab terjadinya kesepian

Penyebab terjadinya kesepian ada berbagai macam. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu. Itu akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi atau karena kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya

Sebab sebab ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :

1.     Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.

2.     Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3.     Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.

4.     Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.

5.     Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.


Cara Mengatasi Ketidakpastian
Memulai Dari Hal Kecil
Kita sering membuat kesalahan dengan berpikir, agar maju dalam hidup. kita harus melakukan perubahan besar. Padahal tidak begitu. Pada kenyataannya, dengan melakukan langkah-langkah kecil yang aktif menuju tujuan, kita membuat tujuan berkemungkinan lebih besar tercapai dengan memberi diri kita peluang untuk menata ulang jika hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Apakah ikut kursus sebelum mendaftar pada satu program, atau minta naik gaji sebelum mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih baik di bidang yang kurang menarik bagi Anda. Yang pasti adalah, tidak melakukan apa pun pasti tak akan membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Melakukan sesuatu kemungkinan akan membuat beda.

Fokus Pada Hal Yang Mudah Dikendalikan
Kenali hal-hal yang benar-benar tak bisa Anda kendalikan. Artinya Anda harus secara aktif melepaskan yang tak bisa Anda kendalikan. Kita sering bertemu dengan orang yang berpikir jika mereka terus memikirkannya, pemikiran mereka mungkin akan membantu mereka mengubah situasi. Harapan yang agak berlebihan. Katakan kepada diri sendiri, mencemaskan situasi itu tak akan mengubahnya. Serahkan semuanya kepada Tuhan karena Dia Maha Besar dan bisa melakukan hal-hal yang tak bisa kita lakukan.

Mempersiapkan Diri Dengan Rencana
Bertindak di mana Anda bisa bertindak. Semakin aktif Anda menyiapkan diri, Anda akan merasa semakin baik tentang situasi itu. Brainstorm kemungkinan-kemungkinan dan jangan hanya berpikir tentang bertindak. Lakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang. Buat rencana yang bisa Anda buat. Menyiapkan diri menghadapi yang terburuk punya manfaat, jika benar-benar terjadi yang terburuk, Anda sudah menyiapkan diri untuk menghadapinya.

Evaluasi Diri
Hidup pada zaman dengan ketidakpastian besar memberi kita kesempatan untuk menilai diri sendiri. Menilai hidup itu tidak buruk sejauh tidak memindahkan Anda ke peran korban, di mana Anda melihat diri sendiri sebagai korban situasi. Menerima peran korban membuat kita melepaskan kekuatan. Lebih baik gunakan saat ini untuk evaluasi ulang untuk membuat keputusan-keputusan positif untuk diri sendiri dan keluarga Anda. Mungkin dengan prioritas ulang beberapa aspek dalam hidup Anda.

Berikut ini pernyataan Al-Quran tentang mengatasi ketidakpastian atau keragun dalam contoh keraguan terhadap kitab suci Al-Quran yaitu :

” Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”  [ Al-Baqarah (2) : 23 ]

Sumber Referensi :
http://saharione.blogspot.com/2010/06/cara-mengatasi-ketidakpastian-hidup.html
http://manusiadankegelisahan77.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar