Laman

Senin, 11 Januari 2016

#IndonesiaTanpaJIL (Jaringan Islam Liberal)

Nampaknya senjata makan tuan bagi kaum libertarian alias Jaringan Islam Liberal (JIL) dibaca 'Jaringan Iblis Laknatullah'. Setelah melakukan demonsTERASI dengan tema 'IndonesiaTanpaFPI' yang umumnya pesertanya banci kaleng rombeng, homo bin sapiens, lesbi, dan para begajulan, namun masyarakat indonesia umumnya dapat menilai, bahwa orang-orang yang ingin FPI bubar kok bentuk tampilan dan gaya hidupnya amburadul seperti itu. Tentu saja sebuah opini tentang 'bahwa pembenci FPI umumnya orang gak bener alias berpaham aneh', termasuk sang owner Ulil dan korlap guntur romli yang sudah terlanjur menerima beasiswa belajar ke luar negeri dengan dana zionis.




Get rid of JIL from our country !





Find us on Twitter #IndonesiaTanpaJIL
Meski mengakui dirinya masih 'begajulan', Fauzi memiliki komitmen yang kuat dalam membela Islam dan melawan pemikiran liberal, terutama melalui aktivitasnya di Twitter. Kontribusi dan semangatnya luar biasa, dan kerendahhatiannya pun perlu dicontoh oleh semua orang.
Fauzi Baadila berani bersuara, kamu ?






Sekarang, para intelektual muda indonesia sadar akan kesesatan JIL. Maka munculah gebrakan 'Gerakan Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Iblis Laknatullah)'. Beberapa contoh keanehan JIL yaitu;


1. Mendukung gerakan pornografi dan pornoaksi dengan dalih kebebasan berekpresi.
2. Mendukung pernikahan sesama jenis.
3. Mengatakan meragukan kandungan AlQuran.
4. Meragukan Kerosulan Muhammad SAW.
5. Mengatakan Allah adalah Tuhan segala agama.


Berikut sekilas pandangan tentang kesesatan JIL (bukan Jaringan Islam Liberal, tapi Jaringan Iblis Laknatullah).
Sesuai dengan sifatnya 'yang berbeda', maka Fikih Lintas Agama itu pun berbeda dengan fikih hasil ijtihad para ulama. Di antara perbedaannya bisa disimplifikasikan/ disederhanakan sebagai berikut:


1.Dibiayai oleh lembaga orang kafir dan duit lembaga pendana itu dari orang kafir.
2.Ditulis oleh orang-orang yang latar belakang keilmuannya bukan ilmu fikih, namun rata-rata menggeluti filsafat atau perbandingan agama, atau tasawuf, atau ilmu kalam (bukan ilmu Tauhid). Kalau toh tadinya belajar ilmu fikih di Fakultas Syari'ah seperti Masdar F Mas'udi (salah satu dari 9 orang tim Penulis FLA Paramadina) pada perjalanan terkininya bukan lagi menekuni studi jurusan Fikih tetapi filsafat.
3.Cara ber-istidlal (mengambil dalil untuk menyimpulkan hukum) tidak ada konsistensi, sehingga antagonistis, bertabrakan satu sama lain.
4.Tidak jujur.
5.Memperlakukan ayat-ayat Al-Qur'an semau mereka.
6.Pendapat yang sangat lemah pun dijadikan hujjah, lalu disimpulkan satu ketentuan, dan ketentuan yang berdasarkan pendapat sangat lemah itu kemudian untuk menghukumi secara keseluruhan. Akibatnya, hukum dibalik-balik, yang haram jadi halal.
7.Pembolak-balikan itu untuk mempropagandakan "aqidah dan Fikih yang berbeda".


Sekarang kita lihat beberapa kebodohan antek-antek JIL (Jaringan Iblis Laknatullah) lainnya, namun entah terlanjur gengsi atau iming-iming dollar dan kepopuleran dunia sehingga mereka menggadaikan akidah.


Coba tengok Gambar atau Ocehan mereka (JIL) di Twitland :



Turut berduka cita atas matinya akal orang ini


kayaknya beliau merasa nyesel belajar agama ... salah alamat sih belajarnya

Maunya condong ke mana? lsrael? Buka mata dan nurani, lsrael tiap hari merampas tanah penduduk desa palestina


mungkin Islam yg difahami dan dianggap benar oleh Guntur adalah Islam oplosan...oplosan duit ASIa foundation



Melanjutkan tweet "bego"-nya, Luthfi Assyaukanie memperlihatkan watak sekularisnya yang serba hipokrit, sehingga keimanan pun dipandang secara parsial dan temporal.




Sekularisme tidak disembunyikan lagi. Anti agama 24 karat!



Inilah ciri khas kaum liberalis, selalu menggarisbawahi masalah-masalah yang tidak relevan. Yang dibicarakan hanya seputar batik dan kopiah, pakaian Arab dan pakaian Indonesia.


Parahnya lagi, ayahanda HAMKA disebut-sebut sebagai orang Arab, padahal Syaikh Abdul Karim Amrullah itu asli keturunan Minang.



Tentu saja, kita pun paham bahwa perbuatan 'rusak' di lingkungan yang 'rusak berat' tidak akan lagi dianggap abnormal. Itulah sebabnya di tengah-tengah kejahiliyahan, orang-orang yang berpegang teguh pada Islam akan dianggap sebagai 'ghurabaa', yaitu mereka yang terasingkan.


Ciuman adalah sedekah. Ini premis utamanya.


Syukron telah bertindak cukup akurat dengan membedakan antara ciuman dengan zina. Akan tetapi ia memberi kesan seolah-olah syariah tidak sejalan dengan fiqih.


Ketika Agama Menjadi Jahat (JIL)
Bertujuan pada konsep spiritual bias (Keatheisan)

Bahaya laten liberalisasi, sasaran, target, konsep, dan strategi sampah JIL, bahaya untuk semua agama!

JIL Mengganyang Islam
Salah satu musuh yang kini tengah dihadapi ummat Islam adalah ajaran sesat yang dibawa oleh Jaringan Islam Liberal/JIL. Sehingga kerancuan yang mereka tebarkan perlu dibantah, apalagi orang-orang yang membawa pemikiran sesat ini adalah tokoh-tokoh yang digelari cendekiawan, kyai dan intelektual. Sebenarnya pernyataan mereka terlalu menyakitkan untuk ditulis dan disebarluaskan, namun demi tegaknya kebenaran maka dalam kesempatan ini akan kami bawakan beberapa contoh kesesatan pemikiran mereka yang dengannya pembaca akan mengetahui betapa rusaknya akidah Islam Liberal ini.


Orang JIL Tidak Paham Tauhid
Nurcholis Majid menafsirkan Laa ilaaha illAllah dengan arti tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar). Padahal Rasulullah, para sahabat dan para ulama dari zaman ke zaman meyakini bahwa makna Laa ilaaha ilAllah adalah tiada sesembahan yang benar kecuali Allah. Dalilnya adalah firman Allah, "Demikian itulah kuasa Allah Dialah sesembahan yang haq adapun sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Allah adalah (sesembahan) yang batil." (Al Hajj 22:62). Nah satu contoh ini sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa ajaran JIL adalah sesat karena menyimpang dari petunjuk Rasulullah dan para sahabat. Walaupun dalam mempromosikan kesesatannya mereka menggunakan label Islam, tapi sesungguhnya Islam cuci tangan dari apa yang mereka katakan.


Orang JIL Tidak Paham Kebenaran
Ulil Abshar mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar katanya. Padahal Al Qur'an dan As Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam" (QS Ali Imran 3:19). Nabi juga bersabda, "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nashrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka" (HR. Muslim). Kalau Allah dan Rasul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa menjawab apakah yang dikatakan Ulil ini kebenaran ataukah bukan?.


Orang JIL Tidak Paham Islam
Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. Maksud mereka siapapun dia apapun agamanya selama dia pasrah kepada Tuhan maka dia adalah orang Islam. Allahu Akbar! Ini adalah jahil murokkab (bodoh kuadrat), sudah salah, merasa sok tahu lagi. Cobalah kita simak jawaban Nabi ketika Jibril bertanya tentang Islam. Beliau menjawab, "Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke baitullah jika engkau sanggup mengadakan perjalanan ke sana" (HR. Muslim). Siapakah yang lebih tahu tentang Islam; Nabi ataukah orang-orang JIL ?

sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016775135/indonesia-tanpa-jil-jaringan-islam-liberal/1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar